Dalam rangkaian ibadah haji dan umrah, "ihram" memegang peranan penting sebagai titik awal dan penanda keseriusan niat seseorang untuk melaksanakan ibadah. Kata "ihram" sendiri berasal dari bahasa Arab yang bermakna "diharamkan" atau "dimuliakan".
Secara harfiah, ihram berarti mengenakan pakaian khusus yang digunakan oleh para jamaah haji dan umrah. Namun, makna ihram jauh lebih luas daripada sekadar pakaian. Ihram menandakan masuknya seseorang ke dalam kondisi khusus di mana mereka diwajibkan untuk mematuhi ketentuan dan larangan tertentu selama menjalankan ibadah.
Mengenakan Pakaian Ihram
Pakaian ihram bagi laki-laki terdiri dari dua lembar kain ihram yang tidak berjahit. Kain pertama dikenakan untuk menutupi aurat dari pusar hingga lutut, sedangkan kain lainnya diselendangkan ke seluruh badan hingga menutupi bahu kanan dan biarkan bahu kiri terbuka.
Sementara bagi perempuan, pakaian ihram yang dikenakan harus menutup seluruh aurat kecuali muka dan telapak tangan. Disunnahkan bagi jamaah untuk mengenakan pakaian ihram berwarna putih, namun tidak menjadi syarat wajib.
Larangan Ketika Ihram
Saat berihram, para jamaah dilarang melakukan beberapa hal, di antaranya:
- Memakai pakaian berjahit
- Menutup kepala (khusus laki-laki) dan muka (khusus perempuan)
- Berhias dan memakai wangi-wangian
- Memotong rambut atau kuku
- Membunuh binatang buruan
- Melakukan hubungan suami istri
- Melontarkan kata-kata kotor
Makna dan Hikmah Ihram
Ihram memiliki makna yang dalam, yaitu sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah SWT. Dengan mengenakan pakaian ihram yang sederhana dan tidak berjahit, para jamaah melepaskan segala atribut duniawi dan menyamakan diri di hadapan Allah SWT.
Larangan yang ditetapkan selama ihram juga bertujuan untuk menyucikan diri dari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan dan kekhidmatan ibadah. Ihram menjadi penanda dimulainya perjalanan spiritual yang dijalani para jamaah haji dan umrah, menuju kedekatan dengan Allah SWT.
0 Komentar